ITDC Komitmen Terapkan Protokol Kesehatan CHASE
Thepresidentpost.id - Nusa Dua - Pandemi COVID - 19 membuat industri pariwisata harus melakukan adaptasi dan inovasi agar bisnis tetap berjalan. Salah satu inovasi yang harus dilakukan adalah penerapan protokol kesehatan dengan ketat dalam pengelolaan destinasi wisata yang dikelola.
PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero)/ Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), sebagai BUMN pengembang dan pengelola destinasi pariwisata The Nusa Dua,Bali dan The Mandalika, NTB tak pelak juga melakukan adaptasi dengan menerapkan protokol kesehatan di destinasi wisata yang dikelolanya khususnya di The Nusa Dua.
Kualitas standar pelaksanaan protokol kesehatan yang diterapkan di The Nusa Dua telah lulus uji verifikasi dan tersertifikasi dengan diperolehnya Sertifikat Sertifikasi Tatanan Kehidupan Era Baru untuk Kawasan Nusa Dua dari Pemprov Bali.
Pelaksanaan protokol kesehatan yang ditetapkan di dalam rangka pencegahan dan penanganan Covid - 19 di TheNusa Dua telah sesuai dengan Panduan Pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability(CHSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Selain itu, ITDC sebagai pengelola kawasan juga mendorong agar tenant bisa menerapkan protokol kesehatan dan lolos sertifikasi Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru. Hingga saat ini, 13 hotel dengan dengan total kamar tersedia mencapai 4.262 kamar, Museum Pasifika dan beberapa tenant di Bali Collection telah beroperasi dan semuanya telah memperoleh Sertifikat Protokol Tatanan Kehidupan Era Baru Bidang Pariwisata yang dikeluarkan oleh Pemprov Bali sebagai syarat pengoperasian usaha dan destinasi wisata di era Tatanan Kehidupan Era Baru.
Managing Director The Nusa Dua I Gusti Ngurah Arditamenjelaskan, “Sesuai arahan dari Kementerian BUMN, pengoperasian The Nusa Dua dengan didukung penerapan protokol kesehatan yang ketat merupakan sebuah keharusan. Karena bagi kami, faktor kesehatan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam menjalankan bisnis di tengah kondisi saat ini. Penerapan protokol kesehatan di The Nusa Dua juga menjadi daya tarik sekaligus mampu meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk kembali berkunjung. Hal ini terlihat dari adanya perkembangan positif tingkat hunian kamar di The Nusa Dua”.
Hingga akhir Oktober 2020,tercatat tingkat hunian kamar rata - rata di The Nusa Dua mencapai 8,71 persen. Meningkat dibanding tingkat hunian kamar di bulan September yang hanya sebesar 4,63 persen. Tingkat hunian kamar bulan Oktober ini juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dibanding tingkat
hunian kamar pada awal masa Pandemi yang pernah menyentuh angka dibawah 2 persen.
Selama libur panjang ini, tingkat hunian kamar juga menunjukkan lonjakan. Mulaitanggal 27 - 30 Oktober, tingkat hunian kamar harian rata - rata The Nusa Dua berkisar antara 13 persen -23,5 persen.
”Sejak dibuka kembali bagi kunjungan wisnus pada 31 Juli lalu, bisnis pariwisata di The Nusa Dua mulai berangsur - angsur bergerak kembali. Kami bersyukur atas pertumbuhan tingkat hunian kamar di The Nusa Dua dan kami optimistis tren positif ini akan terus terjaga dengan promosi serta konsistensi kami dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Peningkatan operasional yang dibarengi penerapan protokol kesehatan ketat yang kami terapkan hingga saat ini telah mampu menjaga kawasan The Nusa Dua tetap menjadi destinasi wisata yang steril dari penularan COVID - 19,"terang I Gusti Ngurah Ardita.
Sebagai bentuk penerapan protokol kesehatan di Kawasan The Nusa Dua, pemeriksaan kesehatan dimulai dari pintu gerbang utama The Nusa Dua dengan melakukan pemeriksaan kendaraan dan pengunjung, pemeriksaan identitas diri dan reservasi tempat yang dituju yang merupakan salah satu syarat masuk ke Kawasan The Nusa Dua.
ITDC akan memastikan wisatawan menggunakan masker selama beraktivitas dalam kawasan, selalu mencuci tangan dengan teratur dan melakukan physical distancing. Untuk memastikan pelaksanaan physical distancing, ITDC menerapkan crowd managementdengan membatasi jumlah pengunjung di suatu lokasi maksimal 25 orang, dan menerapkan Queue and Interaction Managementdengan mengatur jarak antrian pengunjung sehingga dapat mencegah penumpukan pengunjung.
ITDC juga menggunakan sistem cashlessberupa penggunaan sistem QRIS untuk transaksi wisatawan di seluruh area The Nusa Dua sehingga mengurangi interaksi melalui sentuhan. Selain menggunakan QRIS, pengunjung dapat menggunakan debit dan kartu kredit semua Bank, E -Wallet, E -Money semua bank, dan Online Channel untuk bertransaksi.Selain itu, fasilitas penunjang pelaksanaan protokol kesehatan juga telah disiapkan didalam kawasan antara lain tempat cuci tangan sebanyak 5 lokasi, signage physical distancingsebanyak 14 titik dan toilet. Untuk memastikan tingkat hygene kawasan, kegiatan penyemprotan disinfektan juga dilakukan secara rutin dan terjadwal sebanyak 2 kali sehari.
Sebagai pengelola kawasan, ITDC juga terus memberikan himbauan kepada tenant dan pengunjung agar selalu menerapkan protokol kesehatan secara disiplin dan konsisten.Di samping berinovasi dengan pengelolaan destinasi wisata dengan dibarengi protokol kesehatan, saat ini ITDC juga tengah melakukan re - designingMaster Plan The Nusa Dua. Re - designing Master Plan ini merupakan peremajaan dariMaster Plan sebelumnya yang terakhir dibuat tahun 1987. Visi perancangan kawasan The Nusa Dua adalah sebagai “Smart Resort Pertama di Indonesia”.
Kawasan ini diharapkan dapat menjadi proyek percontohan di Indonesia khususnya dalam pengembangan kawasan resor berbasis smart platform. Master Plan disusun agar dapat mendorong pengembangan kawasan The Nusa Dua menjadi destinasi resor berstandar internasional dengan menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan di dalam area resor. Terdapat beberapa prinsip perancangan yang akan diterapkan pada Master Plan The Nusa Dua yaitu; Memperkuat axis,pemandangan dan konektivitas; Menetapkan jarak berjalan yang sesuai di sepanjang jalan utama dan jalur tepi pantai; Meningkatkan konektivitas The Nusa Dua; Memperkenalkan aktivitas rekreasi air; Membuat pusat - pusat destinasi baru dan Menggunakan orientasi Kosmologi Bali (Sanga Mandala).
“ITDC sebagai pengelola destinasi wisata terus melakukan inovasi dan adaptasi guna mengikuti perkembangan dan kondisi industri pariwisataagar destinasi wisata yang kami kelola memiliki keunggulan dibanding destinasi wisata lainnya dan selalu menjadi pilihan tempat berlibur bagi wisatawan. Nilai inovasi dan adaptif ini mutlak dilakukan karena sejalan dengan pilar 5 Prioritas Kementerian BUMN dan nilai Inovasi yang termasuk dalam core valueBUMN. Kami berharap dengan inovasi dan pengembangan bisnis yang kami lakukan dapat mendorong kebangkitan industri pariwisata Indonesia paska Pandemi,” tutup I Gusti Ngurah Ardita.
Baca Juga
- Indonesian Embassy in Tehran Promotes Indonesian Tourism Destinations at Tehran International Tourism Exhibition 2024
- Indonesia Enlivens Nguyen Hue Flower Street Festival in Ho Chi Minh City with Angklung Tunes
- ‘Hilton for Business’ Transforms the Travel Management Experience for Small and Medium Sized Businesses
- Expanding Market Share, WSBP Secures Shangri-La Hotel Jakarta Project Contract
- Kuala Lumpur (KUL) to Singapore Changi (SIN) is the Busiest Global International Route in the World, OAG Data Reveals
Komentar