Minggu, 19 Januari 2025|Jakarta, Indonesia

Kendala Jantung Juga Serang Kelompok Usia Muda

Herry Barus

Sabtu, 03 Oktober 2020 - 14:00 WIB

Ilustrasi serangan jantung
Ilustrasi serangan jantung
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta- Indonesia merupakan negara keempat di dunia dengan populasi terbesar di dunia dengan jumlah penduduk berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) tahun 2015 jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Di tahun 2035 Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi. Jumlah penduduk usia produktif (15 - 64 tahun) pada periode tersebut diperkirakan mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk yang diperkirakan sebesar 297 juta jiwa berdasarkan prediksi Bappenas tahun 2017.

Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 - 19 tahun, sedang menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 - 18 tahun. Diprediksi jumlah penduduk usia remaja di Indonesia akan mencapai hampir 30% dari total penduduk pada saat bonus demografi terjadi.

Berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan 2013, sebanyak 39 persen penderita jantung di Indonesia berusia kurang dari 44 tahun.  Yang mengejutkan, 22 persen di antaranya berumur 15-35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif dalam kehidupan manusia.  Jumlah penderita jantung tertinggi ada pada kelompok usia 45-65 tahun. Persentasenya 41 persen. Selisih yang tak berbeda jauh antara umur 45 tahun ke bawah dan 45 ke atas jadi penegas bahwa tren resiko penyakit jantung datang pada usia produktif semakin meningkat.

Yayasan Jantung Indonesia mendapatkan dukungan penuh dari World Heart Federation (Federasi Jantung Sedunia)  untuk mengadakan berbagai rangkaian acara yang berhubungan dengan youth capacity building dalam bidang kesehatan jantung. Dalam rangkaian memperingati Hari Jantung Indonesia tahun ini Yayasan Jantung Indonesia mengadakan sesi Webinar dengan tema Penyakit Jantung Menyerang Anak Muda Apa Solusinya?

Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin mengatakan,  “Yayasan Jantung Indonesia mengkampanyekan pentingnya pencegahan penyakit jantung dan kardiovaskular dengan fokus utama pada generasi muda yang masih di usia produktif. Program Yayasan Jantung Indonesia adalah mengajak generasi millennial untuk menjadi agen - agen perubahan di bidang kesehatan jantung sehingga bisa menjadi smart influencer untuk lingkungan keluarganya, lingkungan tempat kerja, lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sekolah baik melalui media virtual maupun tradisional.”

Tantangannya saat ini, kaum muda Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan kesehatan pada kaum muda, diantaranya adalah gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurang bergerak, makanan yang tidak sehat dan proposional, yang menyebabkan penyakit, salah satu diantaranya adalah penyakit jantung.

Dalam pemaparannya di Webinar, dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan RI mengatakan bahwa “Penyakit jantung adalah termasuk salah satu penyakit tidak menular yang disebabkan oleh: pola makan tidak sehat (GGL berlebihan), kurangnya atktivitas fisik, merokok, berat badan berlebih, peningkatan tekanan darah, dan prediabetes.”

“Biasanya orang tidak menyadari bahwa dia menderita penyakit karena keluhannya tidak khas atau tidak terasa. Mereka baru akan menyadari kalau menderita penyakit jantung setelah mengalami serangan hebat. Untuk itu salah satu cara utama untuk mencegah penyakit jantung selain menjaga pola hidup sehat adalah dengan deteksi awal melalui medical checkup”, ujar dr. Vito A. Damay, SpJP (K), Mkes, FIHAA, FICA, FAsCC.

Maka berdasarkan dari hal - hal tersebut Yayasan Jantung Indonesia sebagai Organisasi Kesehatan memandang perlu kolaborasi yang efektif antara masyarakat umum dan Pemerintah untuk menekan prevalensi penyakit Jantung yang dialami oleh masyarakat usia produktif.

Bagaimana generasi muda untuk menekan prevalensi penyakit jantung? Dr Tara Kessaram, MBBS, MPH, FNZCPHM, Team Lead, Noncommunicable Diseases and Healthier Population, WHO Indonesia memberikan beberapa contoh yang bisa kita lakukan seperti:

  1. Jauhi rokok
  2. Beraktivitas fisik secara rutin
  3. Menjalani diet sehat
  4. Mengkampanyekan gaya hidup sehat melaui kegiatan - kegiatan positif di lingkungan mereka.

Pemeriksaan kesehatan secara rutin sejak dini juga merupakan bagian penting dari pencegahan penyakit jantung. Yayasan Jantung Indonesia memberikan edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin sebagai skrining atau deteksi dini dari penyakit jantung dan kardiovaskular. Yayasan Jantung Indonesia terus meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa penyakit jantung bukan hanya penyakit para manula tapi bisa menyerang siapa saja.

Komentar

Berita Lainnya

National 24/12/2024 10:25 WIB

9 Reasons to Invest in Kota Jababeka with Profit Potential

Investment in Jababeka Industrial Estate in Cikarang, Bekasi or what is now known as the Independent and Integrated City has various potential benefits that can be an attraction for investors. Yes, PT…

Economy 24/12/2024 08:15 WIB

PT Matahari Tire Indonesia, China's No. 1 Tire Manufacturing Company Officially Operates in Kendal SEZ

PT Matahari Tire Indonesia, a subsidiary of Zhongce Rubber Group Co Ltd (ZC Rubber) from China has officially started the operation of its new factory in Kendal Special Economic Zone, Central Java. The…

Science & Tech 24/12/2024 07:20 WIB

Minister of Industry Agus Denies Rumors that iPhone 16 Can be Bought on Pre-order

Minister of Industry Agus Gumiwang Kartasasmita strongly denied rumors that the iPhone 16 could be purchased for pre-order on Friday (20/12/2024). He said he had not received an investment proposal of…

Travel 23/12/2024 15:12 WIB

Launch of Shopping in Indonesia Only (BINA) Discount Program 2024

Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto together with Deputy Minister of Trade, Dyah Roro Esti; Deputy Minister of SMEs, Helvi Moraza; Deputy Minister of Tourism, Ni Luh Puspa;…

Science & Tech 23/12/2024 14:46 WIB

Indonesia Delivers 2.7 Million Doses of bOPV Polio Vaccine as Humanitarian Aid to Myanmar

As an expression of solidarity and the strong relationship between the people of Indonesia and Myanmar, the Government of the Republic of Indonesia has delivered 2.7 million doses of the bOPV polio vaccine…