Jumat, 20 September 2024|Jakarta, Indonesia

RI-UNIDO Makin Aktif Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

Ridwan

Kamis, 12 November 2020 - 09:15 WIB

Dirjen KPAII Kemenperin Dody Widodo
Dirjen KPAII Kemenperin Dody Widodo
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Sektor industri di Indonesia dinilai mempunyai daya saing yang kuat dengan berbagai produknya yang kompetitif terhadap barang impor.

Hal ini tidak terlepas dari peran pemerintah yang mendorong penggunaan teknologi digital sesuai implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

"Strategi dan kebijakan Kementerian Perindustrian dalam meningkatkan daya saing sektor manufaktur nasional, di antaranya adalah melalui akselerasi pada penerapan industri 4.0," kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Dody Widodo di Jakarta (11/11/2020).

Dirjen KPAII menjelaskan, pemanfaatan teknologi modern di sektor industri diyakini dapat menurunkan biaya faktor produksi, mendorong penggunaan produksi dalam negeri, meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM industri, serta memperbaiki standar kualitas produk - produk industri kecil menengah (IKM).

"Hal ini yang membawa dampak terdongkraknya daya saing industri di Indonesia," ujarnya.

Dody mengemukakan, berdasarkan Industrial Development Report 2020 yang dirilis UNIDO, bahwa Indonesia berada di urutan ke - 38 dari total 150 negara dalam peringkat Competitive Industrial Performance (CIP) Index pada tahun 2019. Artinya, posisi Indonesia berhasil naik dibanding tahun 2018 yang menempati peringkat ke - 39.

"Terkait hal tersebut, Indonesia masuk ke dalam kategori Upper Middle Quintile dan memiliki peringkat lebih tinggi daripada India (peringkat ke - 39), Filipina (peringkat ke - 41), dan Vietnam (peringkat ke - 43)," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Dody, pihaknya aktif memfasilitasi perluasan pasar industri nasional di kancah internasional melalui kerangka kerja sama yang komprehensif dengan negara - negara potensial.

"Upaya peningkatan daya saing industri kita salah satunya dapat dilakukan melalui pemanfaatan kerja sama internasional baik bilateral maupun multilateral, termasuk juga kerja sama Indonesia dengan UNIDO," tandasnya.

Saat ini, kerja sama Indonesia - UNIDO yang diterapkan melalui dokumen Indonesia - UNIDO Country Programme 2016 - 2020 telah membantu Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional serta perkembangan industri dalam negeri.

"Proyek - proyek kerja sama baik itu yang telah selesai maupun sedang berjalan, mampu memberikan dampak positif bagi industri di tanah air untuk mencapai kegiatan produksi yang lebih efisien dan berkelanjutan," tegas Dody.

Selanjutnya, proyek - proyek kerja sama yang mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan industri dalam negeri tersebut membantu peningkatan kualitas dan kapasitas sehingga daya saingnya semakin meningkat.

"Salah satu proyek kerja sama Indonesia - UNIDO yang kami nilai cukup berhasil adalah program SMART Fish yang saat ini sedang dilanjutkan kepada tahap kedua," sebut Dody.

Program SMART Fish 2 tersebut fokus pada penguatan standarisasi produk perikanan serta rumput laut. Seperti yang diketahui, produk perikanan dan rumput laut merupakan basis bahan baku bagi industri makanan, minuman, kosmetik dan farmasi.

"Melalui program SMART Fish, kekhawatiran akan kurangnya suplai dan kekhawatiran terhadap kualitas bahan baku dapat diatasi di masa yang akan datang," imbuhnya.

Dirjen KPAII berharap, keberhasilan program kerja sama Indonesia - UNIDO dapat segera diikuti oleh basis input industri lain seperti sektor kehutanan, tambang, dan peternakan, termasuk basis sektor jasa yang dapat mendukung proses industrialisasi dan penguatan ekspor.

"Dokumen Indonesia - UNIDO Country Programme 2016 - 2020 akan berakhir bulan Desember ini. Hal ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk menyusun proyek - proyek yang lebih strategis, tepat sasaran, dan bermanfaat bagi industri dan perekonomian Indonesia," tutur Dody.

Apalagi, seiring perkembangan revolusi industri 4.0, Indonesia akan membutuhkan proyek - proyek kerja sama yang dapat mengakselerasi penerapan teknologi industri 4.0. Selain itu, sesuai dengan strategi dan kebijakan Kemenperin, proyek - proyek tersebut diharapkan dapat berfokus pada pengembangan kualitas sektor IKM agar dapat menghasilkan produk berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan di era industri 4.0.

"Kerja sama Indonesia - UNIDO bisa menjadi sarana industri dalam negeri untuk dapat mengakselerasi implementasi Industri 4.0. Oleh karena itu, sangat penting untuk kita, pemerintah, asosiasi, akademisi serta kalangan industri merumuskan bersama kebutuhan dan kepentingan industri untuk kemudian dapat diterapkan melalui proyek kerja sama Indonesia - UNIDO yang nantinya dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri," pungkasnya.

Komentar

Berita Lainnya

Business 23/04/2024 10:32 WIB

Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling

President Joko “Jokowi” Widodo chaired a limited meeting which discussed efforts taken to eradicate online gambling in Indonesia, Thursday (04/18), at Merdeka Palace, Jakarta. Minister for Communication…

Economy 23/04/2024 10:27 WIB

President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare

President Joko “Jokowi” Widodo on Monday (04/22) inspected corn harvest in Boalemo regency, Gorontalo province. “Our corn import has decreased significantly from 3.5 million tonnes to 400,000-450,000…

Business 28/02/2024 13:01 WIB

Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry

PT Carsurin Tbk ("Carsurin") and the National Battery Research Institute ("NBRI") are pleased to announce the signing of a pivotal Strategic Alliance Agreement (SAA), marking a significant advancement…

National 21/02/2024 08:42 WIB

Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance

President Joko “Jokowi” Widodo has ensured that the Government will continue rolling out the rice assistance program for low-income families. The President made the statement when handing over rice…

Economy 21/02/2024 08:38 WIB

Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan

The National Food Agency (Bapanas) has ensured the availability of rice for the fasting month of Ramadan and Eid al-Fitr 1445 Hijri/2024 CE.