Sabtu, 23 November 2024|Jakarta, Indonesia

Mati-Matian Lawan Pandemi! Begini Kinerja Emiten Farmasi dan Rumah Sakit di BEI

Kormen Barus

Selasa, 06 Oktober 2020 - 10:48 WIB

Ilustrasi Farmasi-foto IST
Ilustrasi Farmasi-foto IST
A A A

Thepresidentpost.id - Jakarta - Industri farmasi dan rumah sakit menghadapi tantangan yang cukup berat di era pandemi Covid - 19 seperti ini. Masyarakat yang menunda kunjungan ke rumah sakit menekan penjualan obat - obatan dan pemasukan dari jasa layanan kesehatan yang berimbas pada penurunan penjualan, bahkan penurunan laba bagi emiten di kedua sektor tersebut.

Pada masa pandemi, kunjungan ke institusi kesehatan, seperti klinik dan rumah sakit turun drastis. Dengan turunya kunjungan ke rumah sakit tentu akan berdampak pada penjualan dan akhirnya mempengaruhi keuntungan emiten rumah sakit.

Data pertumbuhan PDB yang dirilis oleh BPS menunjukan bahwa pada Triwulan II 2020, sektor jasa kesehatan mengalami penurunan sebesar - 4,15% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Riset Lifepal.co.id menemukan, meskipun menurut data BPS tersebut terjadi penurunan pertumbuhan pada sektor jasa kesehatan, nyatanya ada emiten - emiten farmasi dan rumah sakit yang pergerakan harga sahamnya masih di atas performa Indeks Konsumer dan Indeks Perdagangan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sebaliknya, ada pula yang performanya di bawah performa kedua indeks tersebut.

Sebagai informasi, emiten - emiten saham farmasi berada di lingkup Indeks Konsumer, sedangkan emiten - emiten saham rumah sakit tergolong pada Indeks Perdagangan.

Ada 5 emiten farmasi yang mengalahkan IHSG dan Indeks Konsumer

Data kinerja di atas menunjukan ada lima emiten Farmasi yang kinerjanya sanggup mengalahkan kinerja Indeks Konsumer. Mereka adalah PT Darya - Varia Laboratoria Tbk, PT Kimia Farma Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, dan PT Indofarma Tbk.

PT Darya - Varia Laboratoria Tbk (Darya - Varia) merupakan perusahaan yang berbasis di Indonesia dan bergerak dalam industri farmasi. Kegiatan bisnis utama Perusahaan terbagi ke dalam tiga segmen bisnis: obat resep, obat bebas dan jasa ekspor serta jasa maklon.

PT Kimia Farma Tbk adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero).

PT. Pyridam Farma Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi dan berkantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1972. Perusahaan ini memiliki lebih dari 100 produk dalam bentuk tablet, kaplet, kapsul, sirup krim, dan salep. Selain itu, Pyridam juga memproduksi produk resep seperti penisilin dan non - penisilin antibiotik, anti - TBC, dan obat penghilang rasa sakit, serta produk non - resep produk vitamin, pencegah flu dan batuk, dan antipiretik.

 PT Indofarma (Persero) Tbk merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi farmasi dan berpusat di Jakarta. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1918 ini menghasilkan berbagai macam produk farmasi.

Ada 3 emiten farmasi yang kalah dari IHSG dan Indeks Konsumer

Data kinerja di atas menunjukan ada tiga emiten Farmasi yang kinerjanya kalah dengan IHSG. Mereka adalah PT Kalbe Farma Tbk, PT Merck Tbk, dan PT Tempo Scan Pacific Tbk. Tetapi hanya PT Kalbe Farma Tbk yang kinerjanya sedikit diatas Indeks Konsumer namun kinerjanya masih kalah dengan IHSG.

PT Kalbe Farma Tbk merupakan perusahaan internasional yang memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan yang bermarkas di Jakarta. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam - macam bahan farmasi.

PT Merck Tbk didirikan pada tahun 1970, PT Merck Tbk menjadi perusahaan publik pada tahun 1981, dan merupakan salah satu perusahaan pertama yang terdaftar di Bursa Saham Indonesia. Hingga kini, PT Merck Tbk berkembang bersama 640 karyawan yang berkantor pusat di Pasar Rebo, Jakarta Timur. PT Merck Tbk menjadi pusat manufaktur bagi Grup Merck di kawasan Asia Tenggara karena satu satunya yang menjadi fasilitas pabrik di kawasan ini. Produk - produk PT Merck Tbk telah menjadi pemimpin di pasar obat resep.

PT. Tempo Scan Pacific Tbk merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam Tempo Group yang membawahi divisi farmasi. Unit bisnis anak perusahaan ini terdiri dari pembuatan dan pendistribusian produk - produk farmasi, perawatan kesehatan, kosmetik dan jasa distribusi. Tempo Scan Pacific juga berkembang melalui divisi - nya yang terdiri dari divisi farmasi, divisi perawatan pribadi, divisi kosmetik dan dibantu pula dengan divisi pemasaran.

Performa di atas IHSG dan Indeks Konsumer, namun INAF mengalami kerugian laba komprehensif

Berdasarkan laporan keuangan INAF, tercatat adanya kerugian terus menerus pada kuartal 2 dari tahun 2015 - 2020 kecuali pada tahun 2018. Pada Triwulan II 2020, Penjualan INAF tercatat sebesar 447,29 Miliar Rupiah tapi mencatat kerugian komprehensif sebesar - 4,66 Miliar rupiah.

Terlihat dari grafik di atas pula, pergerakan harga INAF berada jauh di atas IHSG dan Indeks Konsumer. Dari Desember 2014 sampai Agustus 2020, INAF mengalami kenaikan harga sebesar kurang lebih 761,97%. Sedangkan Indeks Konsumer memiliki penurunan sebesar - 11,25%. Sedangkan IHSG hanya memiliki kenaikan sebesar 0,21% pada Agustus 2020 dari Desember 2014. Tapi jika ditarik dari Desember 2014 sampai 5 Oktober 2020, INAF mengalami kenaikan sebesar 784,51%. Sedangkan Indeks Konsumer jika ditarik dari Desember 2014 sampai 5 Oktober 2020 memiliki penurunan sebesar - 15%.  Sedangkan IHSG hanya mengalami penurunan sebesar - 5% pada 5 Oktober 2020 dari Desember 2014.

Ada satu emiten rumah sakit yang mengalahkan IHSG dan Indeks Perdagangan

Data kinerja di atas menunjukan ada satu emiten rumah sakit yang kinerjanya sanggup mengalahkan kinerja Indeks Perdagangan dan IHSG. Mereka adalah PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. Sedangkan tiga emiten lain, pergerakannya di bawah IHSG dan Indeks Perdagangan. Mereka adalah PT Siloam International Hospitals Tbk, PT Sarana Meditama Metropolitan, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk.

Performa di atas IHSG dan Indeks Perdagangan, MIKA alami penurunan penjualan

Berdasarkan laporan keuangan MIKA, Tercatat adanya penjualan yang stabil dari Triwulan II 2015 sampai Triwulan II 2020. Memang pada Triwulan II 2020 tercatat ada penurunan karena dampak pandemi korona. Pada Triwulan II 2019, MIKA mencatat penjualan sebesar 1,58 Triliun Rupiah dan turun pada Triwulan II 2020 menjadi 1,44 Triliun Rupiah. MIKA juga mencatatkan penurunan laba komprehensif, di mana pada Triwulan II 2019 tercatat laba komprehensif sebesar 406,18 Miliar Rupiah, namun turun menjadi 315,5 Miliar Rupiah pada Triwulan II 2020.

Terlepas dari itu, pergerakan saham MIKA masih di atas Indeks Perdagangan dan IHSG. Dari Desember 2014 sampai Agustus 2020 terlihat MIKA mengalami kenaikan harga saham sekitar 39,41%. Sementara itu, pada periode yang sama, Indeks Perdagangan mengalami penurunan sampai - 28,44% sedangkan IHSG hanya naik sebesar 0,21%. Tapi jika ditarik dari Desember 2014 sampai 5 Oktober 2020, MIKA mengalami kenaikan sebesar 52,35%. Sementara itu, jika ditarik dari Desember 2014 sampai 5 Oktober 2020, Indeks Perdagangan sudah mengalami penurunan sebesar - 28.44%, sedangkan pada periode yang sama IHSG hanya mengalami penurunan sebesar - 5.13%.

Investasi mengalahkan inflasi

Investasi saham adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengakumulasi kekayaan guna mencapai tujuan keuangan. Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko dan keuntungan (return) yang berbeda - beda. Investasi saham terkenal sebagai investasi yang High Risk High Return, yang artinya tinggi risiko namun tinggi pula tingkat keuntungannya.

Investasi saham menjadi rekomendasi investasi untuk menghadapi inflasi. Inflasi dipahami sebagai kenaikan harga barang - barang yang disebabkan oleh merosotnya nilai uang. Umumnya, semua pelaku ekonomi dan investor berusaha untuk sebisa mungkin menghindari inflasi, namun kenyataannya inflasi memang dapat selalu terjadi, hanya lajunya yang berbeda. Semakin tinggi tingkat inflasi, semakin tinggi pula kenaikan harga barang - barang di pasaran. Kabar baiknya, Anda bisa menghadapi dampak tersebut dengan memilih instrumen investasi saham.

Selain karena investasi ini berjangka panjang, investasi saham kini juga mudah dilakukan berkat bantuan kemajuan informasi dan teknologi. Jika kita lihat pergerakan IHSG di grafik di atas, bahwa dalam jangka panjang investasi saham bisa mengalahkan inflasi di Indonesia. Jadi teramat bijak jika kita melakukan investasi di pasar modal untuk tujuan keuangan jangka panjang.

Namun, kiranya investasi saham juga dilakukan dengan cermat. Jika tertarik untuk berinvestasi pada emiten perusahaan farmasi dan rumah sakit, pilihlah emiten - emiten dari perusahaan yang memiliki fundamental baik. Tak hanya dilihat dari sisi penjualan dan laba yang positif, namun juga dari rasio utang terhadap aset perusahaan tersebut.

Catatan Penulis: Untuk membuat riset data ini, Lifepal.co.id menganalisis pergerakan saham emiten Rumah Sakit dan Farmasi yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia sejak selama minimal 5 tahun terakhir. Kemudian, Lifepal membandingkan pergerakan nilai saham emiten - emiten tersebut dengan Indeks Konsumer dan Indeks Perdagangan, serta IHSG.

Selain itu, Lifepal juga membandingkan pertumbuhan penjualan dan laba komprehensif dari masing - masing emiten tersebut dalam lima tahun terakhir, yakni sejak tahun 2015 hingga triwulan II tahun 2020. Olah data dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis Lifepal.

Komentar

Berita Lainnya

Business 23/04/2024 10:32 WIB

Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling

President Joko “Jokowi” Widodo chaired a limited meeting which discussed efforts taken to eradicate online gambling in Indonesia, Thursday (04/18), at Merdeka Palace, Jakarta. Minister for Communication…

Business 28/02/2024 13:01 WIB

Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry

PT Carsurin Tbk ("Carsurin") and the National Battery Research Institute ("NBRI") are pleased to announce the signing of a pivotal Strategic Alliance Agreement (SAA), marking a significant advancement…

National 21/02/2024 08:42 WIB

Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance

President Joko “Jokowi” Widodo has ensured that the Government will continue rolling out the rice assistance program for low-income families. The President made the statement when handing over rice…

Sport 21/02/2024 08:20 WIB

Receives Chairman of Jababeka (KIJA), Menpora Dito Ready to Support the Development of Sports SEZs

Chairman of PT Jababeka Tbk (KIJA), Setyono Djuandi Darmono met the Minister of Youth and Sports of the Republic of Indonesia (Menpora RI) Dito Ariotedjo at the Kemenpora RI Office, Senayan, Jakarta,…

Business 21/02/2024 08:16 WIB

Jababeka (KIJA) Targets Marketing Sales of IDR 2.5 Trillion in 2024

PT Jababeka Tbk (KIJA) is targeting pre-sales revenue or marketing sales of IDR 2.5 trillion in 2024. According to the information disclosure of the Indonesia Stock Exchange on Tuesday (13/2), IDR 1,150…