Ekonom Indef Nilai Pemerintah Terlalu Optimistis
Kormen Barus
Kamis, 07 Januari 2021 - 20:23 WIB

Thepresidentpost.id - Jakarta - Berdasarkan Undang - Undang (UU) 9/2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021, pertumbuhan ekonomi dipatok 5 persen. Vaksinasi dan Indonesia telah melewati titik terendah konsumsi jadi pemicunya.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi membaik seiring dengan kemampuan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid - 19. Dengan pertumbuhan negatif pada 2020, tahun ini negara menargetkan ekonomi positif.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik Junaidi Rachbini, seperti melansir bisnis.com, Kamis (7/1/2021), mengatakan bahwa dia bersama tim berdasarkan laporan catatan awal tahun 2021 menilai pemerintah terlalu optimistis
“Perkiraan pertumbuhan ini tidak berdasar pada fakta yang sebenarnya dari perkembangan Covid - 19 yang buruk dan kapasitas kebijakan pemerintah yang rendah,” katanya berdasarkan laporan yang diterima Bisnis, Kamis (7/1/2021).
Didik menjelaskan bahwa Indef memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 hanya sebesar 3 persen. Ini bisa berubah kecuali ada perubahan kebijakan yang pebih baik dalam mengatasi pandemi.
Ada berbagai alasan Indef memproyeksi pertumbuhan ekonomi yang lebih realistis. Dari sisi masyarakat, belanja domestik kelas menangah sebagai motor penggerak ekonomi belum maksimal karena kasus harian Covid - 19 belum mereda, bahkan memburuk.
Dari sisi pemerintah, program pemulihan ekonomi nasional (PEN) menyerap anggaran yang besar tetapi efektivitas dan penyerapannya tidak maksimal. Bahkan terjebak dalam kasus korupsi yang buruk.
Di sisi lain belanja kesehatan dan belanja sosial justru diturunkan tahun 2021. Ini membuat permintaan domestik terkendala oleh efektivitas program kesehatan dan belanja pemerintah di sektor tersebut.
“Kemudian kredit perbankan masih lemah sekaligus sebagai indikasi pertumbuhan rendah. Terakhir, vaksinasi sudah mulai tetapi masih terbatas dampaknya tidak pada tahun 2021,” jelasnya.
Baca Juga
- 9 Reasons to Invest in Kota Jababeka with Profit Potential
- President Prabowo Attends D-8 Summit in Egypt
- Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance
- President Jokowi Inaugurates Soedirman National Defense Central Hospital
- After Putin, It's Now the Turn of British and Dutch PMs to congratulate Prabowo
Berita Lainnya
Business 24/12/2024 10:12 WIB
PT VOK Electrical Appliance Indonesia Officially Builds Factory in Kendal Special Economic Zone (KEK)
PT VOK Electrical Appliances Indonesia officially held a groundbreaking ceremony for its new factory in Kendal Special Economic Zone (KEK), Central Java. The deputy government of Kendal Regency, Head…
Economy 24/12/2024 08:15 WIB
PT Matahari Tire Indonesia, China's No. 1 Tire Manufacturing Company Officially Operates in Kendal SEZ
PT Matahari Tire Indonesia, a subsidiary of Zhongce Rubber Group Co Ltd (ZC Rubber) from China has officially started the operation of its new factory in Kendal Special Economic Zone, Central Java. The…
Science & Tech 24/12/2024 07:20 WIB
Minister of Industry Agus Denies Rumors that iPhone 16 Can be Bought on Pre-order
Minister of Industry Agus Gumiwang Kartasasmita strongly denied rumors that the iPhone 16 could be purchased for pre-order on Friday (20/12/2024). He said he had not received an investment proposal of…
Business 23/12/2024 15:19 WIB
Minister of Trade at the Launch of EPIC Sale
Minister of Trade, Budi Santoso together with Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto and Head of the National Food Agency (Bapanas), Arief Prasetyo Adi launched Every Purchase…
Travel 23/12/2024 15:12 WIB
Launch of Shopping in Indonesia Only (BINA) Discount Program 2024
Coordinating Minister for Economic Affairs, Airlangga Hartarto together with Deputy Minister of Trade, Dyah Roro Esti; Deputy Minister of SMEs, Helvi Moraza; Deputy Minister of Tourism, Ni Luh Puspa;…
Komentar